TATA SURYA
Pernahkah kamu amati langit
pada malam hari? Benda-benda apa saja yang kamu lihat di langit? Pasti kamu
akan melihatribuan benda langit. Di antara benda-benda langit tersebut
ada yang disebut bintang dan ada juga
yang disebut planet. Ketika pagi menjelang,
masihkah kamu dapat melihat benda-benda langit tersebut? Tentu saja tidak, karena di siang hari kamu hanya dapat melihat Matahari
di langit. Ketika malam
datang, barulah kamu
dapat melihat kembali benda-benda langit
tersebut. Mengapa demikian?
Peristiwa di atas akan kita pelajari dalam buku kelas VII SMP di bab 6, yaitu sistem Tata Surya. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan sistem Tata Surya
akan berpengaruh terhadap sistem kehidupan di Bumi. Maha besar Tuhan yang telah menciptakan
alam dengan begitu agungnya. Oleh karena itu, marilah belajar
dengan sungguh- sungguh, senantiasa bersyukur serta berusaha untuk menjaga karunia-Nya sebagai wujud ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar kelak
menjadi manusia yang cerdas dan peduli terhadap
semua ciptaan Tuhan SWT.
Manusia
telah melihat langit sejak ribuan tahun yang lalu. Pengamatan awal mencatat terkait perubahan posisi dari
planet-planet dan mengembangkan ide-ide terkait tata surya yang didasarkan pada pengamatan dan kepercayaan. Saat ini, manusia juga mengetahui objek di dalam sistem
tata surya mengorbit pada Matahari. Selain itu, gravitasi Matahari juga
memengaruhi pergerakan benda-benda dalam sistem tata surya sebagaimana
gravitasi Bumi memengaruhi
pergerakan bulan yang mengorbit padanya.
Matahari
Matahari
adalah bintang yang berupa bola gas panas dan bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Tanpa energi intens
dan panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di
Bumi. Matahari memiliki 4 lapisan,
yaitu sebagai berikut.
a. Inti Matahari, memiliki
suhu sekitar 1,5 x 107oC yang cukup untuk mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan
diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan
kemudian sampai ke ruang angkasa.
b. Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6.000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar
radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai
sinar Matahari yang kita amati di Bumi.
Di dalam fotosfer terdapat bintik
Matahari, yaitu daerah dengan medan
magnet yang kuat.
c. Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari total.
c. Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari total.
d. Korona, merupakan lapisan
terluar Matahari dengan suhu sekitar
1.000.000 Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000 km. Memiliki warna
keabu-abuan yang dihasilkan dari ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi.
Korona terlihat seperti mahkota
dengan warna keabu-abuan yang mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana
Matahari total.
Komentar
Posting Komentar